Langsung ke konten utama

Will not be back


Takkan Kembali

Kubuka netraku
Rupanya aku berada di dalam suatu dimensi
Aku berjalan tanpa tujuan
Seolah ada yang menarikku untuk beranjak pergi
Berteman dengan sepi, melangkah bersama ketakutan diri
Benakku mencoba mengatakan bahwa semua hanyalah ilusi
Hingga aku berlabuh pada suatu titik
Sangat asing, itulah yang kurasa
Lantas aku tersadar
Aku tak sendiri di sini
Semua sorot mata dari kegelapan itu mengintai
Aku telah tersesat dalam dimensi ruang
Tempat makhluk gaib bernaung dan mencari peraduan
Kudapati sorot mata mereka memandang ragaku
Mereka mendambakan kehidupan mereka kembali
Pada akhirnya jiwaku terbelenggu oleh kuasa mereka
Terperangkap dalam bui kegelapan dan takkan pernah kembali



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inikah Negeriku?

Inikah Negeriku ? Dirgahayu Indonesiaku telah berlalu Disana sini proklamasi dikumandangkan Menyulut api semangat yang membara Bersatu demi Indonesia tercinta Namun kini… Koruptor merajalela, rakyat menderita Tak ingat amanah, apalagi dosa Saling menghasut membuat bumi pertiwi menangis Laksana kepercayaan sudah tiada Tenggelam bersama janji-janji belaka Sopan santun kini mulai luntur Mudah pergi tetapi sulit untuk kembali Hamparan sawah yang hijau kini musnah oleh gedung pencakar langit Oh tuhan…inikah negeriku ? Sampai kapankah semua ini, menikam jiwa yang dikabuti kekecewaan Hanya satu pintaku padamu Kembalilah, kembali seperti negeri yang kudambakan By : Kawashima Kumiko

Ruang Kosong

Ruang Kosong Sejenak ku terdiam Meraung, meratapi jejak yang kini mulai memudar Terpaku dalam ruang kosong Menyelinap dalam kalbu Hampa, itulah nyatanya yang kurasa Hidup dalam angan-angan tentangmu Kini hancur berkeping-keping Luka yang tersayat semakin dalam Tak kan pernah lagi kubiarkan ruang kosong ini terisi kembali Hanya untuk disakiti

Puisi renungan untuk kita

Waktu Tik tok tik tok  Detik jarum jam itu terus bergulir  Seolah ingin sampaikan amanah dari Sang Pencipta  Waktu ialah…  Nikmat yang selalu Ia berikan namun tak ada harganya di mata manusia  Mereka selalu saja melewatkannya tanpa ada perubahan yang pasti  Tertawa, bercanda, tak pedulikan panggilan-Nya  Bergelayut mesra dalam keegoisan sukma  Bisakah kau genggam waktu agar ia berhenti sejenak?  Sedetik saja dan kau takkan mampu  Sederhananya, waktu hanyalah milik manusia yang menghargainya  Hingga waktu sendiri yang kan menjawab  “Masa mudamu, untuk apa kau pergunakan?”