Langsung ke konten utama

Covid-19


Dampak COVID-19 dan Cara Menyikapinya

Covid-19 yang merupakan singkatan dari Corona Virus Disease merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan (Pane, 2020). Virus yang termasuk dalam kategori pandemi ini tengah dihadapi oleh beberapa negara termasuk Indonesia. Dilansir dari tirto.id, masyarakat mengalami panic buying yaitu membeli barang dalam jumlah besar seperti kebutuhan rumah tangga, masker, maupun rempah-rempah akibat ketakutan berlebihan terhadap Covid-19 (Hadi, 2020). Kepanikan ini berdampak pada menipisnya persediaan kebutuhan termasuk peralatan medis. Hal ini berimbas pada petugas medis yang sangat membutuhkan peralatan medis untuk menghadapi virus tersebut.
Reaksi berlebihan selain panic buying juga terjadi di beberapa tempat, yaitu pengusiran orang berstatus ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan juga penolakan jenazah Covid-19 yang akan dikebumikan di suatu daerah. Penolakan semacam ini menunjukkan kurangnya kepedulian masyarakat akan wabah ini dan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai Covid-19 yang valid. Faktor lain penyebab penolakan ini ialah adanya stigma sosial akibat ketakutan dan kecemasan terhadap suatu penyakit. Stigma sosial ini berdampak pada pengucilan dan diskriminasi terhadap kelompok yang distigmatisasi. Kurangnya edukasi dan maraknya berita hoax yang tersebar mengakibatkan stigma sosial yang muncul menjadi semakin parah.
Disisi lain, Covid-19 menyebabkan surutnya perekonomian. Work From Home atau yang sering disebut dengan WFH mulai diterapkan ketika sudah banyak korban berjatuhan. Namun, kebijakan ini tidak dapat serta-merta dilakukan secara totalitas mengingat masih banyak masyarakat kurang mampu yang memiliki mata pencaharian diluar rumah. Hal ini menjadi catatan bahwa suatu kebijakan harus diiringi dengan penyelesaian alternatif, misal mengatasi perekonomian yang surut akibat kebijakan WFH dengan pembagian donasi kebutuhan pokok.
Kegiatan belajar mengajar untuk para pelajar seperti mahasiswa, siswa SD, SMP, SMA yang biasanya dilakukan dengan tatap muka diganti menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pembelajaran Jarak Jauh dengan sistem perkuliahan online pun tidak dapat dilakukan secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia. Ketimpangan ini terjadi lantaran minimnya fasilitas maupun kemudahan dalam akses internet menyebabkan beberapa daerah di Indonesia masih belum siap menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh. Berdasarkan hasil survey Penetrasi dan Profil Pelaku Pengguna Internet Indonesia pada tahun 2018, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa dan Pulau Sumatera sebesar 55,7% dan 21,6%. Kesenjangan digital, keterbatasan sumber daya, minimnya pengetahuan siswa terkait penggunaan internet, serta keterbatasan kompetensi guru dalam memanfaatkan aplikasi dan teknologi menjadi penghambat kesiapan Indonesia untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh.
Dalam menghadapi kasus seperti ini, hendaknya kita bersikap pertengahan. Sikap pertengahan yang dimaksud yaitu tidak berlebihan dalam menanggapi adanya virus Corona namun juga tidak meremehkan virus tersebut. Ketika terdapat ODP maupun PDP disekitar, sikap yang seharusnya kita tunjukkan adalah dengan mendukung mereka untuk melakukan isolasi mandiri. Sebagai contoh, ketika mereka isolasi mandiri maka masyarakat sekitar membantu memenuhi kebutuhan pokoknya sehingga mereka tidak perlu keluar rumah maupun berinteraksi dengan banyak orang. Tindakan pencegahan virus tetap dilakukan yaitu dengan sering mencuci tangan, makan-makanan yang bergizi, sebisa mungkin meminimalisir perkumpulan dengan banyak orang, menggunakan masker ketika terpaksa harus bepergian.

Daftar Pustaka
APJII. (2019). Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia Tahun 2018. Apjii, 51. Retrieved from www.apjii.or.id
Hadi, A. (2020). Alasan Mengapa Kita Tak Perlu Panik Hadapi Virus Corona COVID-19 - Tirto.ID. Retrieved April 24, 2020, from https://tirto.id/alasan-mengapa-kita-tak-perlu-panik-hadapi-virus-corona-covid-19-eHM4
Mengurangi Stigma | CDC. (2020). Retrieved April 24, 2020, from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/reducing-stigma.html
Pane, M. D. C. (2020). Virus Corona (COVID-19) - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter. Retrieved April 24, 2020, from https://www.alodokter.com/virus-corona

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Who Am I?

Who am I? Step by step I passed without result Day by day I spent , I found nothing to do What I looking for Seems like it wanna getting further I would scream out, shouted to the world “dear world, who am I?” ‘till the dark sky vanished, I am still here trapped in my own mind I don’t know which way I should pass I was hurt , by the things I loved Then someday I found you The place where I should be

Until The End

Until The End A special part of our body Can’t deny what we feel to somebody While we choose for keep calm But a small thing is being anesthetized I think it depends on me Our mouth can say “ I’m fine “ But this thing maybe say the else An answer of all question When it can’t find the resolution There is fake smile that cover the wound up Until the end . . . I think about you, only a second You’ve changed my life, but the fact is different You’re just a friend, not my everything The important thing I never forget You make my soul more strong than ever . . . I just wanna say “ thank you “ But my tongue gets tied And the words gets trapped My heart keeps beating My feeling can’t stop screaming To keep waiting for the best time . . Until the end . . . By : Kawashima Kumiko

Menjemput hidayah, bukan menunggu

Hidayah Separuh perjalanan hidup telah kau tempuh Setiap tahun, kau rayakan berkurangnya usiamu Namun, apakah kau telah persiapkan bekal untuk kepulanganmu? Kau bilang, kau menunggu hidayah datang kepadamu Mau sampai kapan? Ajal saja tak menunggu taubatmu Pedih memang, tapi ini nyata Hidayah itu seharusnya dicari, bukan ditunggu Terlalu lama menunggu itu tidak enak bukan? Ya, makanya kita harus memulai Memulai ‘tuk berbenah diri, mencari segala amal baik untuk menolong kita di akhirat nanti Jangan sampai ajal datang terlebih dahulu menghampiri sedangkan kita masih berada dalam kesenangan duniawi