Langsung ke konten utama

Summer Rain


Summer Rain

You were the reason why I am still holding on
When the rain comes, you bring your umbrella
It was so beautiful
Just like the drizzle fall into my hand
The moment was so clear

The fragrant explore my sense of smell
Then I talk to the rain, just to cover my blushing cheek
It was clumsy, if you know
Trying to stop the heartbeat is definitely hard

How if the rain stop immediately?
Maybe he will leave, then remove this story from his mind
This is too sweet

Please don't end this too early
We have to know each other
But then I know, I am just a little piece in your memory

Next summer I wish you will be there
Sitting around just to wait the rain stop
But, the wish will never become true
'Cause you never come back here

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inikah Negeriku?

Inikah Negeriku ? Dirgahayu Indonesiaku telah berlalu Disana sini proklamasi dikumandangkan Menyulut api semangat yang membara Bersatu demi Indonesia tercinta Namun kini… Koruptor merajalela, rakyat menderita Tak ingat amanah, apalagi dosa Saling menghasut membuat bumi pertiwi menangis Laksana kepercayaan sudah tiada Tenggelam bersama janji-janji belaka Sopan santun kini mulai luntur Mudah pergi tetapi sulit untuk kembali Hamparan sawah yang hijau kini musnah oleh gedung pencakar langit Oh tuhan…inikah negeriku ? Sampai kapankah semua ini, menikam jiwa yang dikabuti kekecewaan Hanya satu pintaku padamu Kembalilah, kembali seperti negeri yang kudambakan By : Kawashima Kumiko

Ruang Kosong

Ruang Kosong Sejenak ku terdiam Meraung, meratapi jejak yang kini mulai memudar Terpaku dalam ruang kosong Menyelinap dalam kalbu Hampa, itulah nyatanya yang kurasa Hidup dalam angan-angan tentangmu Kini hancur berkeping-keping Luka yang tersayat semakin dalam Tak kan pernah lagi kubiarkan ruang kosong ini terisi kembali Hanya untuk disakiti

Puisi renungan untuk kita

Waktu Tik tok tik tok  Detik jarum jam itu terus bergulir  Seolah ingin sampaikan amanah dari Sang Pencipta  Waktu ialah…  Nikmat yang selalu Ia berikan namun tak ada harganya di mata manusia  Mereka selalu saja melewatkannya tanpa ada perubahan yang pasti  Tertawa, bercanda, tak pedulikan panggilan-Nya  Bergelayut mesra dalam keegoisan sukma  Bisakah kau genggam waktu agar ia berhenti sejenak?  Sedetik saja dan kau takkan mampu  Sederhananya, waktu hanyalah milik manusia yang menghargainya  Hingga waktu sendiri yang kan menjawab  “Masa mudamu, untuk apa kau pergunakan?”